Grafiknews.com, Bandar Lampung- Plt. Dirjen Diktiristek Prof. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D., IPU., Asean Eng., mengajak sivitas akademika Universitas Lampung (Unila), baik mahasiswa maupun para dosen, untuk beradaptasi dengan perubahan yang berkembang cepat.
“Kita harus menyiapkan adik-adik mahasiswa dengan kompetensi yang akan dibutuhkan saat mereka lulus dan menjadi sarjana nanti. Itulah spirit dari kampus merdeka, karena kita sering lupa bahwa perguruan tinggi itu adalah jembatan dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Dari dunia remaja ke dewasa sebagai warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan tentu berakhlak mulia,” papar Prof. Nizam saat menyampaikan materi pada talkshow bertajuk “Kesiapan Tranformasi SDM Aparatur” di GSG Unila, beberapa waktu lalu.
Talkshow yang dihadiri seluruh jajaran pimpinan dan sivitas akademika Unila ini merupakan rangkaian dari Dies Natalis ke-57 Unila. Panitia menghadirkan dua narasumber, yakni Prof. Nizam dan Deputi Bidang SDM Aparatur Kemenpan RB Dr. Ir. Alex Denni, M.M.
Menurut Nizam, peran utama dari perguruan tinggi adalah mengantarkan mahasiswa menemukan masa depannya. Jika dulu career center berfungsi saat mahasiswa sudah lulus menjadi sarjana, saat ini, career center justru berperan ketika mahasiswa mulai melangkahkan kakinya memasuki perguruan tinggi.
“Saat ini career center berfungsi mengantar adik-adik menemukan potensinya, passionnya, menemukan dan menginspirasi dengan berbagai macam dunia profesi yang nantinya bisa dimasuki. Termasuk menginspirasi untuk menjadi entrepreuner, sociopreuner. Sepanjang perjalanan adik-adik di kampus, career center ini berfungsi sebagai co-pilot mendampingi adik-adik menjelajahi, menyiapkan diri ke masa depan,” tutur Nizam.
Nizam juga mengimbau sivitas akademika Unila untuk menyiapkan diri menjadi ASN masa depan dengan melakukan transformasi SDM dan transformasi organisasi yang adaptif dan fleksibel. Oleh sebab itu, Kemendikbudristek sangat mendorong perguruan negeri di Indonesia untuk menjadi perguruan tinggi yang lebih otonom melalui status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).
“PTN-BH bukan privatisasi, bukan melepas tanggung jawab pemerintah, tetapi membangun otonomi sehingga perubahan-perubahan lebih mudah diadaptasi perguruan tinggi, sekaligus meningkatkan akuntabilitasnya,” urai Nizam.
Menurutnya, inilah tranformasi yang tengah didorong Kemendikbudristek. Saat ini, mahasiswa sudah diberikan ruang merdeka belajar. Ke depan, dosen juga mempunyai ruang merdeka tersebut. Dosen bisa satu tahun bekerja di industri, satu tahun bekerja di kementerian, lima tahun bekerja di lembaga riset, tanpa mengganggu jenjang kariernya di kampus.
“Ini sedang kita bangun, mahasiswanya sudah kita berikan ruang merdeka, saatnya nanti dosen juga mempunyai ruang merdeka tersebut. Organisasi pun juga kita beri ruang merdeka tadi (lewat PTN-BH). Dengan kemerdekaan, kita bisa membangun masa depan,” tutup Nizam.
Sementara, dalam sambutannya, Plt. Rektor Unila Muhammad Sofwan Effendi, M.Ed., mengajak seluruh sivitas akademika Unila untuk menggali lebih jauh profiling SDM Unila agar selaras dengan kebijakan nasional, baik SDM aparatur secara nasional, maupun kebijakan SDM di bidang pendidikan tinggi.
“Kolaborasi dua narasumber hebat ini akan mengajak kita berpikir lebih futuristik. Kita dapat mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari informasi tersebut dan menerapkannya untuk Unila sehingga kita menatap masa depan, ikut bertransformasi,” tutur Sofwan Effendi. (*)