* Editor : Karsidi Setiono – IMG
BANDAR LAMPUNG — Selain menggelar berbagai seminar dan talkshow online terkait pola hidup sehat pada masa pandemi Covid-19 dan strategi kebijakan ekonomi, Universitas Bandar Lampung (UBL) juga mengadakan seminar untuk berbagi informasi terkait bagaimana manajemen penanganan Covid-19 di berbagai negara, salah satunya yakni di Korea Selatan. Seminar yang diadakan secara daring melalui ZOOM, Sabtu 09-Mei-2020 ini menggandeng narasumber Elvira F. Tanjung, Ph.D seorang peneliti di Kyungpook National University, Daegu – Korea Selatan, dan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Ir. Fahrizal Darminto, MA, serta Rektor UBL, Prof. Dr. Ir. M. Yusuf S Barusman, MBA, dengan moderator Susanto Saman, Ph.D selaku Kepala Pusat Studi Linguistik UBL yang diikuiti oleh ratusan mahasiswa Pascarsjana UBL dan umum.
Selaku Rektor UBL, Prof. Dr. Ir. M. Yusuf S Barusman, MBA, mengatakan pandemi Covid-19 hingga saat ini masih berlangsung dan menjadi bencana yang semakin kompleks diseluruh dunia, hal ini membuat semua negara saling mencari tahu, saling berinovasi dan menyusun strategi mana yang paling tepat dan efektif untuk menangani wabah ini. Ada beberapa pertimbangan- dalam mengambil kebijakan, mulai dari kebijakan lockdown maupun kebijakan ringan seperti di Indonesia dan protokol Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), serta ada beberapa negara juga yang hanya melakukan protokol kesehatan di masyarakatnya.
“Dalam memberlakukan berbagai kebijakan di tengah wabah Covid-19 tentu ada konsekuensi yang harus dihadapi. Demikian juga di Indonesia, yang saya amati pemerintah pusat tidak memberikan satu komando yang lurus kepada masing-masing daerah, provinsi, maupun kota untuk membuat kebijakan yang seragam. Ada daerah-daerah yang berani melakukan PSBB, ada juga daerah-daerah yang masih belum melakukan dan berbagai protokol lain. Hal ini penting kita bicarakan melihat dari karakteristik masing-masing daerah tersebut, untuk menentukan mana yang paling tepat,” ujar Yusuf.
Yususf menambahkan, berbicara mengenai strategi yang paling efektif, bukan hanya dari sisi caranya namun juga bagaimana implementasinya di masyarakat. Kita tahu persis banyak sekali kebijakan-kebijakan, bahkan di Indonesia yang masih belum berjalan sebagaimana mestinya disebabkan oleh kegagalan dalam mengimplementasikan.
“Hal-hal seperti ini tentu perlu ada pemikiran-pemikiran yang komprehensif dan holistik. Oleh karena itu pada seminar kali ini kita kehadiran dua pembicara yang akan membagikan materi dan informasi terkait manajemen penanganan Covid-19, salah satunya sharing tentang bagaimana strategi kebijakan dan implementasi yang dilakukan pemerintah Korea Selatan meski belum tentu semua bisa diterapkan di Indonesia karena karakteristik yang berbeda, dan juga dari Provinsi Lampung sendiri,” tambah Yusuf.
Korea Selatan sendiri diakui sebagai negara yang tanggap dan berhasil dalam meminimalisir penyebaran Covid-19 di negaranya. Pertanggal 09 Mei 2020 jumlah kasus positif di Korea Selatan yakni 10.840 yang mana 63% kasus berpusat di daerah Daegu dengan 48,67% berasal dari kasus Gereja Shincheonji.
“Korea Selatan sendiri bisa dibilang cukup agresif dalam mencegah penyebaran Covid-19. Kunci sukses yang dilakukan oleh Korea Selatan yakni berbasis pada Information & Communication Techonology (ICT), langkah yang mereka lakukan adalah Early Detection, Speedy Test, Shutdown atau langsung menutup lokasi dimana pasien terkonfirmasi positif, lalu Sosial Distancing dan Treatment,” papar Elvira.
Peran ICT di Korea Selatan dalam penanganan wabah Covid-19 sangat besar, sebagai contoh yakni pemasangan poster-poster protokol kesehatan diberbagai lokasi strategis. Dan pemasangan poster ini hanya dikeluarkan oleh satu pihak yakni Dinas Kesehatan Korea Selatan untuk menghindari kebingungan masyarakat terkait mana protokol kesehatan yang benar. Hal ini terjadi di Indonesia, banyak sekali informasi yang muncul dari berbagai pihak sehingga masyarakat sulit memahami dan memilah mana yang benar.
Di Provinsi Lampung sendiri, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam menangani wabah Covid-19. Hal ini disampaikan oleh Fahrizal, mulai dari melakukan pertimbangan berbagai aspek dalam pelaksanaan kebijakan, lalu menetapkan fokus pada pokok persoalan, serta penyediaan dana untuk masing-masing kabupaten hingga desa. (*)