Grafiknews.com, Tanggamus – Puluhan Buku Rekening bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) siswa SMAN 1 Cukuh Balak Tanggamus di simpan sekolah, akibatkan siswa dan wali murid resah.
Hal itu terungkap berdasarkan keluhan beberapa siswa dan wali murid sekolah setempat. Mawar bukan nama aslinya, siswa kelas 12 itu mengatakan dia bersama puluhan siswa lain pernah diusulkan sekolah setempat sebagai penerima bantuan PIP tahun 2024.
Tepatnya dibulan Juli lalu ia bersama 20 an temanya oleh guru setempat disuruh mengisi formulir dengan tandatangan bermaterai, sebagai sarat penerima bantuan program indonesia pintar tahun 2024 dengan nominal tertera sebesar 1.800.000 rupiah per siswa.
Namun sampai hari ini bantuan tersebut belum ada kejelasan, imbuhnya. Mereka dan perwakilan orang tua sudah beberapa kali menanyakan hal tersebut kepada dewan guru yang berwenang (pak Yatsuni) namun kata sabar dan tunggu yang selalu kami dapatkan.
” Kami berharap ada kejalasan tentang hak kami itu, dan jangan selalu berdalih semua masih dalam proses dan kami upayakan, sementara nama-nama kami ada di list penerima bantuan yang pernah ditempel di dinding kelas, ungkap Mawar saat diwawancarai Grafiknews di rumahnya. Selasa 15/10/2024.
Dilain pihak, Slamet SPd, Kepala SMAN 1 Cukuh Balak membenarkan hal tersebut, menurut dia, berawal dari pihak sekolah berinisiatif mengusulkan puluhan siswa kelas 12 untuk mendapatkan bantuan program indonesia pintar ditahun 2024.
Alhamdulillah Buku Tabungan Rekening siswa sudah jadi, imbuhnya. Ia juga membenarkan puluhan buku tabungan rekening itu masih disimpan sekolah guna pencairan secara kolektif, dengan harapan mempermudah siswa saat pencairan, mengingat lokasi Bank BNI Talang Padang sangat jauh dari sekolahan.
“Prihal keterlambatan itu sudah kami sampaikan kepada wali murid yang datang, bahkan saat rapat komite. Kami juga sudah tiga kali menanyakan ke pihak bank bni cabang talang padang, namun dana itu belum masuk ke rekening siswa, Jelas Slamet.
Ditambahkan Slamet, bagi siswa yang akan mengambil buku tabungan rekening mereka bisa langsung menghubungi pak Yatsuni, nanti akan dibuatkan rekomendasinya kalau siswa akan mencairkan langsung. Artinya pihak sekolah tidak mengharuskan pencairan hak siswa itu secara kolektif, demikian tutupnya.